Asian American Entertainment Corp menggugat perusahaan yang berbasis di Sands Makau serta tiga anak perusahaan yang berbasis di AS atas dugaan pelanggaran perjanjian seputar tawaran sukses Sands untuk lisensi permainan di Macau pada tahun 2002.
Sidang pertama dijadwalkan berlangsung pada 11 September di Macau. Gugatan ini awalnya diajukan pada awal 2012 sekitar $ 4 miliar, tetapi Juli lalu, AAEC meningkatkan jumlah klaim dalam upaya untuk mengejar apa yang mereka klaim sebagai laba yang hilang antara 2004 dan 2018.
Jorge Menezes, pengacara yang mewakili AAEC, tidak akan mengomentari proses pengadilan yang tertunda tetapi akan mengkonfirmasi jumlah yang terlibat.
“Saya hanya dapat mengkonfirmasi bahwa pada 15 Juli 2019 AAEC mengajukan klaim untuk dinaikkan menjadi sekitar $ 12 miliar untuk periode yang berakhir pada 2018, ditambah sekitar 70 persen dari keuntungan yang dibuat oleh Las Vegas Sands dari 2019 hingga akhir konsesi , ”Jorge Menezes mengatakan kepada media Asia dalam pernyataan tertulis.
Ini bukan pertama kalinya perusahaan Adelson mengalami masalah hukum di Macau.
Maret lalu, Sands dan pengusaha Cina Richard Suen berada dalam pertempuran hukum tetapi diselesaikan di luar pengadilan untuk jumlah yang dirahasiakan. Gugatan yang tidak pernah diajukan ke pengadilan berasal dari bantuan yang diterima Sands dari Suen dalam mendapatkan hak untuk mengoperasikan kasino di Macau.
Meskipun litigasi yang tertunda, Sands masih mencari untuk memperluas operasinya di Asia, setelah baru-baru ini mengumumkan rencana untuk membuka kasino di Jepang.
Selama tahun lalu, Jepang telah mulai melonggarkan hukum permainannya dan memungkinkan sejumlah kasino di negaranya. Menurut Bloomberg, Sands pada awalnya ingin melakukan terobosan di Osaka tetapi sejak saat itu telah beralih ke rencana di Tokyo dan Yokohama.
Pengumuman itu datang kemarin hanya beberapa jam setelah pejabat Yokohama mengumumkan akan mengambil proposal untuk kasino. Yokohama terletak sekitar 30 menit di selatan Tokyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar